Antonio Mario Blanco dan Ni Ronji

Pelukis keturunan Spanyol ini menabalkan dirinya sebagai pecinta keindahan di Pulau Dewata.


Tatapan Antonio Mario Blanco seakan menembus kegelapan, sepasang mata pelukis ini tak dapat berpindah dari panggung kecil di mana sebuah pertunjukan tari sedang berlangsung. Saat itu adalah: awal 1951. Tempatnya: puri Raja Ubud, Bali. Penerangan: lampu minyak kelapa. Adapun Antonio - pelukis keturunan Spanyol yang dilahirkan di Manila, Filipina, adalah tamu dari sang raja. Dia telah berkeliling Indonesia, sebuah negara yang baru merdeka, dan atas saran sesama pelukis - Walter Spies dan Rudolf Bonnet - datang ke Bali, pulau milik para Dewata.

Pertunjukan tari di puri Raja Ubud menjadi titik di mana Antonio memutuskan untuk menetap di Bali dan ... menikahi penari utama malam itu, Ni Ronji. Tak pelak, ketertarikannya pada Ni Ronji adalah jawaban atas energi yang menggelegak dalam dirinya sejak lama. 


Sebagai anak seorang dokter asal Spanyol, Antonio bangga akan energi khas mediterenia - yang diperlihatkan melalui sapuan kuas spontan, ekspresif dan kuat - namun tetap seteliti detil-pernik tubuh manusia yang dulu dibacanya di buku anatomi milik ayahnya.

Ni Ronji sendiri adalah sebuah representasi dari energi yang membentuk Bali. Bakatnya menari adalah kekayaan alam yang terberi, namun kepiawaian menggerakkan tubuh adalah hasil penguasaan diri dan tempaan dari latihan selama bertahun-tahun. Bila meminjam kata-kata Irshad Manji, perempuan ini telah berdaulat atas tubuhnya. Ya, seperti ribuan perempuan Bali lain, mereka belajar menari pertama-tama sebagai latihan batin: persembahan pada ibadah di pura.


Ni Ronji dan Don Antonio Blanco di Amerika Serikat (1957)
Ni Ronji dalam lukisan Blanco (1960)

Raja Ubud menghadiahkan kepada Antonio sepetak tanah di Bukit Campuan pada 1952. Letaknya tepat di atas pertemuan dua sungai, yang dalam kosmologi nusantara juga dipandang sebagai sebuah sumber energi. Di sana Antonio dan Ni Ronji menetap sampai sang pelukis tutup usia pada 1999. 

Sepanjang karirnya sebagai pelukis, Antonio menghasilkan ribuan karya yang menjelajahi pergulatan energi mediterania dan nusantara. Perempuan dalam balutan tradisi. Negeri yang terbebaskan. Lukisannya pun bertebaran di tangan kolektor mancanegara.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solo Valleiwerken: Mega Proyek Zaman Hindia Belanda

Arca Ganesha di Karangkates: Pertarungan Kebijakan Pengetahuan dan Keliaran Manusia