Arie Smit: Sang Kakek Pelukis

Rabu, 23 Maret 2016, Indonesia kehilangan salah seorang perupa terkenalnya. Adrianus Wilhelmus Smit, atau yang lazim dipanggil Arie Smit. Kakek yang lahir di Belanda, 15 April 1916 telah menjadi warga negara Indonesia sejak 1951.
 Karyanya sangat dikenal di pasaran lukisan duna. 


Smit adalah perupa yang memberi warna pada perkembangan seni lukis modern di Bali. Lukisannya penuh warna: pura, sawah dan suasana upacara digambarkannya cerah ceria. Para kurator menyebut kakek ini bergaya Fauvisme, mengikuti aliran yang populer di Perancis sekitar tahun 1930-an. Lukisan "Pura di Taman" ini adalah salahsatu karya utama (master piece) Smit yang dilukis 1986. 
Pendidikan melukis diperoleh Smit di Rotterdam. Dia masuk tentara pada 1938 dan dikirim ke Hindia Belanda sebagai penggambar peta. Pada 1942 dia ditempatkan di Malang dan semasa penjajahan Jepang menjadi pekerja paksa di Myanmar (Burma) membangun jalur kereta api "maut" yang makan ribuan jiwa.
Setelah Perang Dunia II berakhir, pada 1946 dia kembali ke Indonesia. Sembari tetap mengerjakan pemetaan, dia melukis. Pada akhirnya Smit memutuskan menetap dan menjadi warga negara ini.

Bali ada cinta pertamanya. Datang ke pulau itu pada 1956, mula-mula atas ajakan perupa Rudolf Bonnet. Sejak itu dia tinggal di sana, berpindah-pindah seakan tiada tempat tinggal tetap. Terakhir Smit menetap di Sanggingan dekat Ubud. Atas jasanya bagi perkembangan seni di Bali, dia menerima pernghargaan dari Gubernur Bali pada 1992. Selamat jalan Opa Smit. Tot ziens.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arca Ganesha di Karangkates: Pertarungan Kebijakan Pengetahuan dan Keliaran Manusia

Solo Valleiwerken: Mega Proyek Zaman Hindia Belanda

Antonio Mario Blanco dan Ni Ronji